Minggu, 25 November 2012



PENGERTIAN AKHLAK
 DAN TASAWUF DALAM ISLAM

MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
TASAWUF
FAKULTAS TARBIYAH STAI AL QODIRI















Di Susun oleh :
Muhammad Wajdy Siroj





SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL QODIRI JEMBER

kata pengantar

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hambaNya al kitab dan dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya, sebagai bimbingan yang lurus untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang orang yang beriman yang mengerjakan amal saleh bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik mereka kekal di dalamnya selama lamanya.

Sholawat beserta salam bagi Nabi yang mukjizatnya Al qur'an, Imamnya Al qur'an, akhlaqnya juga Al qur'an, penghias dadanya serta cahaya hatinya dan penghilang kesedihannya adalah Al qur'an, Nabi Muhammad bin Abdullah, dan keluarganya serta para sahabatnya yang beriman dengannnya, mendukung dan membantunya serta mengikuti cahaya yang diturunkan kepadanya, mereka adalah orang orang yang beruntung.

Makalah ini kami susun guna memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam rangka meningkatkan kemampuan dan ketrampilan sebagai muslim dan warga Negara yang baik yang berkenaan dengan pengembangan kepribadian seseorang dalam kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan hidup serta pertanggung jawaban     hidup     di akhirat.   Adapun   makalah  yang  kami       susun ini  berjudul “PENGERTIAN AKHLAK
 DAN TASAWUF DALAM ISLAM”.  Tak lupa pula penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi khususnya kepada dosen pembimbing . serta teman teman seangkatan dan seperjuangan yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu terima kasih untuk kalian semua.

Kami menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi isi maupun penulisannya. Maka dari itu Penyusun juga menerima segala kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya  penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna, amien.   



DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan

Bab II
A.      Pengertian baik dan buruk
B.      Penentuan baik dan buruk
1.      Baik buruk menurut aliran adat istiadat (sosialisme)
2.      Baik buruk menurut aliran Hedonisme
3.      Baik dan buruk menurut paham intuisisme (humanisme) 
4.      Baik dan buruk menurut paham Utilitarianisme
5.      Baik buruk menurut paham Religiosisme.

C.     Sifat Dari Baik Dan Buruk
D.     Baik Buruk Menurut Ajaran Islam.
1. Al-hasanah
2. Al-thayyibah
3. Al-khair
4.Karimah
5. Al-mahmudah
6.Al-birr

BAB III
KESIMPULAN





BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Baik dan buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu perbuatan yang dilakukan seseorang. Kita
 misalnya mengatakan orang itu baik dan orang itu buruk. Masalahnya apakah yang disebut baik dan buruk itu? Dan apa ukuran atau indicator yang dapat digunakan untuk menilai pebuatan itu baik atau buruk? Dan apakah baik dan buruk itu merupakan sesuatu yang mutlak atau relative? Dan bagaimana pandangan islam terhadap baik dan buruk berikut hal-hal yang tekait dengan keduanya itu?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu dicarikan jawabannya sehingga pada saat kita menilai sesuatu itu baik atau buruk memiliki patokan atau indicator yang pasti. Untuk itu pada makalah ini akan dibahas pengertian baik dan buruk, ukuran untuk menilai baik dan buruk, sifat baik dan buruk, serta pandangan islam mengenai baik dan buruk. Pembahasan masalah ini kita masukkan disini karena berkaitan dengan pembahasan tentang akhlak, sehingga dikatakan bahwa ilmu akhlak ini membahas tentang tingkah laku dan perbuatan manusia dan menetapkannya baik atau buruk.

2. Tujuan

    Untuk mengetahui masalah yang disebut baik dan buruk, indicator yang dapat digunakan untuk menilai  baik dan buruk dan pandangan islam terhadap baik dan buruk.
 
















BAB II

A.    Pengertian baik dan buruk

Dari segi bahasa baik adalah terjemahan dari kata khair dalam bahasa arab, atau good dalam bahasa inggris. Louis Ma’luf dalam kitabnya, Munjid, mengatakan bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan (Louis Ma’luf,Mujid,(Beirut:al-Katatulikiyah,t.t),hlm.198.).. Sementara itu dalam Websters New Twentieth century dictionary, dikatakan bahwa baik adalah suatu yang menimbulkan rasa keharuan dalam kepuasan, kesenangan, persesuaian dan seterusnya (Webster’s New Twentieth Century Dictionary , hlm .789.). Selanjutnya yang baik itu juga adalah suatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan yang memberikan kepuasan (Hombay, AS., EU Gaterby, H.Wakefield,The Advance leaner’s Dictionary Of Current English, (London:Oxford University Dictionary , hlm.401).Yang baik itu juga dapat diartikan sesuatu yang sesuai dengan keinginan(Webster’s World University Dictionary, hlm.401.). Dan disebut baik itu juga dapat pula berarti sesuatu yang mendatangkankan rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia (Ensiklopedi Indonesia, Bagian I, hlm.362.). Dan selain itu ada pula pendapat yang mengatakan bahwa secara umum bahwa yang disebut baik atau kebaikan adalah sesuatu yang diiginkan, yang diusahakan dan menjadi tujuan manusia. Tingkah laku manusia adalah baik, jika tingkah laku tersebut menuju kesempurnaan manusia. Kebaikan disebut nilai (value), apabila kebaikan itu bagi seseorang menjadi kebaikan yang kongkret(Achmad Charris Zubair, Kuliah Etika, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990), cet.II, hlm.81.).. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa yang disebut baik adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan yang luhur, bermartabat, menyenangkan dan disukai manusia. Definisi kebaikan tersebut terkesan antroposentris, yakni memusat dan bertolak dari sesuatu yang menguntungkan dan membahagiakan manusia.
Mengetahui sesuatu yang baik sebagaimana yang disebutkan diatas akan mempermudah dalam mengetahui yang buruk. Dalam bahasa arab, istilah buruk dikenal dengan syarr, dan diartikan sebagai sesuatu yang tidak baik, tidak seperti yang seharusnya, tak sempurna dalam kwalitas, dibawah standar, kurang dalam nilai, tak mencukupi, keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat disetujui, tidak dapat diterima, yang tercela dan perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku. Dengan demikian yang dikatakan buruk adalah suatu yang dinilai sebaliknya dari yang baik dan tidak disukai kehadirannya.

B.    Penentuan baik dan buruk

1.     Baik buruk menurut aliran adat istiadat (sosialisme)
Menurut aliran ini baik buruk ditentukan berdasarkan adapt istiadat yang berlaku dan dipegang teguh oleh masyarakat. Orang yang mengikuti adapt dipandang baik dan yang menentang dianggap buruk, dan perlu dihukum secara adat.
Ahmad Amin mengatakan bahwa setiap bangsa menpunyai adat dan menganggap baik jika, mengdidik anak-anaknya secara adat istiadat, menanamkan perasaan mereka bahwa adat akan membawa kepada kesucian sehingga apabila seseorang menyalahi adat sangat dicela dan dianggap keluar dari golongan bangsanya (Asmaran As, op. cit, hlm.30.). 
 
Didalam masyarakat kita jumpai adat istiadat ang berkenaan dengan cara berpakaian, makan, minum, cakap-cakap, dan sebagainya. Orang yang mengikuti cara yang demikian itulah yang dianggap baik. Kelompok yang menilai baik dan buruk berdasarkan adat istiadat ini dalam tinjauan filsafat dikenal dengan istilah aliran sosialisme.


2.     Baik buruk menurut aliran Hedonisme

Aliran Hedonisme adalah aliran filsafat yang terhitung tua karena berakar pada filsafat yunani, khususnya pemikiran filsafat Epicurus ( 341-270 SM), yang selanjutnya dikembangkan oleh cyrenics dan belakangan ditumbuh kembangkan oleh Freud (Ahmad Amin, loc. Cit,. hlm.92; Poedjawijatna,loc,.cit., hlm.44.).
Paham ini menyatakan perbuatan baik adalah perbuatan yang banyak mendatangkan kenikmatan, kelezatan dan kepuasan nafsu biologis. Epicurus sebagai peletak dasar paham ini mengatakan bahwa kebahagian atau kelezatan itu adalah tujuan manusia. Tidak ada kebaikan dalam hidup selain kelezatan dan tidak ada keburukan kecuali penderitaan.
Hedonisme model pertama yang individualistik lebih banyak mewarnai masyarakat barat yang bercorak liberal dan kapitalis, sementara hedonisme model kedua yang sosialistik banyak mewarnai masyarakat eropa yang komunis.

3.     Baik dan buruk menurut paham intuisisme (humanisme)
 
Intuisi adalah kekuatan batin yang dapat menentukan sesuatu sebagai baik atau buruk. Dengan sekilas tampa melihat buah atau akibatnya9. Kekuatan batin atau yang disebut juga sebagai kata hati adalah merupakan potensi rohaniah yang secara fitrah telah ada pada diri setiap orang. Paham ini berpendapat bahwa pada setiap manusia mempunyai kekuatan instinct batin yang dapat membedakan baik dan buruk dengan sekilas pandang10. Kekuatan batin ini terkadang berbeda refleksinya, karena pengaruh masa dan lingkungan, akan tetapi pada dasarnya ia tetap sama dan berakar pada tubuh maanusia. Apabila ia melihat suatu perbuatan, ia mendapat semacam ilham yang dapat memberitahu nilai perbuatan itu, lalu menetapkan hukum baik dan buruknya. Oleh karna itu kebanyakan manusia sepakat mengenai keutamaan seperti benar, dermawan, berani dan mereka juga sepakat menilai buruk terhadap suatu perbuatan yang salah, kikir dan pengecut.
Poedjawijatna mengatakan bahwa menurut aliran ini yang baik adalah yang sesuai dengan kodrat manusia, yaitu kemanusiaannya cenderung kepada kebaikan. Penentuan terhadap baik buruknya tindakan yang kongkret adalah perbuatan yang sesuai dengan kata hati orang yang bertindak. Dengan demikian ukuran baik buruk suatu perbuatan menurut paham ini adalah tindakan yang sesuai dengan derajat manusia, dan tidak menentang atau mengurangi keputusan hati (Poedjawijatna, op, cit.,hlm.49). Secara batin setiap orang pasti tidak akan dapat membohongi kata hatinya.jika suatu ketika seseorang yang mengatakan sesuatu yang bukan sebenarnya, hal yang demikian hanya dapat dilakukan atau ditrima oleh ucapannya, tetapi kata hatinya tetap tidak mengakui kebohongan itu.

4.     Baik dan buruk menurut paham Utilitarianisme
Secara harfiah berarti berguna. Menurut paham ini bahwa yang baik adalah yang berguna.Jika ini berlaku bagi perorangan,disebut individual,dan jika berlaku bagi masyarakat dan Negara disebut social.
Pada masa sekarang ini,kemajuan dibidang teknik cukup meningkat,dan kegunaanlah yang menentukan segala-galanya.Namun demikian paham ini cenderung ektrim dan melihatkegunaan hanya dari sudut pandang materialistik.Kegunn bisa diterima jika hal-hal yang digunakan tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain.Nabi misalnya menilai orang yang baik adalah memberi manfaat bagi yang lainnya.( HR.Bukhari).

5. Baik buruk menurut paham Religiosisme.
    Menurut paham ini yang dianggap baik adalah perbuatan yang sesuai dengan kehendak tuhan,sedangkan perbuatan buruk adalah sebaliknaya.Dalam paham ini keyakianan teologis,yakni keimanan kepada tuhan memegang peranan penting,karna tidak mungkin orang mau babuat sesui dengan kehendak tuhan jika bersangkutan tidak beriman kepadaNya.
    Diketahui didunia ini terdapat bermacam-macam agama ,dan masing-masimg menentuken bik dan buruk menurut ukurannya masing-masing.Agama Hindu,Budha,Yahudi,Kristen dan Islam misalnya ,masing-masing memiliki tolak ukur tentang baik dan buruk yang dengan yang lainnya berbeda-beda.

C. Sifat Dari Baik Dan Buruk

    Sifat dan corak baik buruk yang didasarkan pada pandangan filsafat adalah sesuai dengan sifat dari filsafat itu sendiri,yakni berubah dan tidan universal.Nilai baik dan buruk bersifat relative.
Sifat baik dan buruk berguna sesui zamannya ,dan ini dapat dimanfaatkan untuk menjabarkan ketentuan baik dan burukyang terdapat dalam ajaranAhlak yang besumber dari ajaran islam.

D. Baik Buruk Menurut Ajaran Islam.

    Ajaran islam adalah ajaran yang bersumberkan wahyu Allah S.W.T.,menurut ajran agama islam penentuan baiak dan buruk harus didasarkan pada Al-quran dan Hadist.Didalam Al-quran maupun hadist banyak dijumpai istilah yang mengcu pada yang baik dan yang buruk. Diantara istilah yang mengacu pada hal yang baik misalnya al-hasanah,thayyibah,khair,mahmudah ,karimah dan al-birr.

1. Al-hasanah
    Al-Raghib Asfahani mengemukakan bahwa sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang disukai atau yang dipandang baik adalah hasanah.Hasanah  dibagi menjadi tiga ,pertama hasnah dari segi akal,kedua hasnah dari segi nafsu/keinginan dan hasanah dari panca indra (Al-Raghib al-Asfahani, Mu’jam Mufradat al-fadz al-Qur’an, (Beirut:Dar al-Fikr, t.t.).hlm.117.). Lawan dari hasanah adalah Al-sayyiah. Yang termasuk hasanah mislnya keuntungan,kelapangan rezeki dan kemenangan.

2. Al-thayyibah
Kata Al-thayyibah khusus digunakan untuk menggambarkan sesuatuyang memberikan kelezatan kepada panca indra dan jiwa,seperti makanan ,pakaian,dan tempat tinggal dan sebagainya (Ibid., hlm.321.). Lawan dari Al-thayyibah adalah Al-qhabibah yang artinya buruk.

3. Al-khair
    Kata Al-khair digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang baikoleh seluruh umat manusia,seperti berakal,adil,keutamaan dan segala sesuatu yang ber manfaat.Lawannya adalah Al-syarr (Ibid., hlm. 163.).

4.Karimah
    Kata Al-karimah digunakan untuk menunjukkan pada perbuatan dan ahlak yang terpuji yang ditampakkan pada kehidupan sehari-hari (Ibid., hlm. 446.).Selanjutnya kata karimah biassa digunakan untuk menunjukkan perbuatan yang terpuji yang sekalanya besar,seperti menafkahkan hartanya dijalan Allah dan berbuat baik pada orang tua.

5. Al-mahmudah
    Kata ini digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang utamasebagai akibat dari melakukan sesuatu yang disukai Allah SWT (Ibid., hlm. 163.). Dengan demikian kata Al-mahmudah lebih menunjukkan pada kebaikan yang bersifat batin dan spiritual.

6.Al-birr
    Kata Al-birr digunakan untuk menunjukkan pad upaya memperluas melakukan perbuatan yang baik.Kata tesebut terkadang digunakan sebagai sifat Allah dan terkadang juga untuk manusia.Jika kata tersebut diguanakan untuk sifat Allah ,maka maksudnya adalah bahwa Allah memberikan pahala yang besar,dan jika digunakan untuk manusia , maka yang dimaksud adalah ketaatannya (Ibid., hlm. 37.).








BAB III
KESIMPULAN

Banyak konsep yang menjelaskan tentang sufi diantaranya seperti, sekumpulan orang-orang yang selalu mengutamakan kepentingan akhirat daripada kepentingan duniawi dengan melakukan ibadah kepada Allah SWT secara terus-menerus sehingga mereka merasa kedekatan dengan Tuhannya tidak ada yang dapat membuat hijab antara mereka dengan sang Khaliq. Sebagian ulama’ berpendapat bahwa sufi merupakan sekumpulan orang-orang yang yang mengasingkan dirinya dari kehidupan bermasyarakat dan sering berkhlawat di daerah pegunungan atau suatu tempat yang jauh dari kehidupan duniawi.
Ibnu Arabi merupakan salah seorang  ulama’ sufi yang terkenal dengan sentral ajarannya yang sering disebut dengan istilah wahdat al-wujud  yang bermakna satu kesatuan, maksudnya yaitu antara makhluk dan sang Khalik jika dilihat dari hakekatnya pada dasarnya satu tidak ada perbedaan. Dengan sang Khalik sebagai wujud yag hakiki, sedangkan makhluk hanyalah bayangan dari sang khalik yang menyimpan sifat-sifat dari Allah SWT. Dengan ajaran seperti ini banyak pertentangan dari ulama’ sufi mengenai ajaran tersebut. Mereka beranggapan bahwa paham wahdat al-wujud  mulai melenceng jauh dari pemahaman tasawuf pada dasarnya.
Salah satu paham sufi yang terkenal dengan pemaknaan bahwa hubungan antara makhluk dan Sang Khalik itu adalah satu, merupakan paham yang dibawa oleh Ibnu Arabi dan yang kemudian akan lebih sering dikenal dengan sebutn wahdat al-wujud. Banyak kecaman dan gugatan dari sufi yang lainnya mengenai ajaran ini, dikarenakan inti dari paham ini yaitu yang mengatakan bahwa Allah SWT dan manusia itu satu pada hakekatnya. Tapi Ibnu Arabi menaggapi pendapatpendapat terebut dengan menyatakan alas an yang bersifat ekstrim dan sulit dipahamai oleh pemikiran yang biasa.










DAFTAR PUSTAKA

Amin, Ahmad, Etika (ilmu ahlak),(ter.) Farid Ma’ruf,dari judul asli al- Akhlaq, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983),cet.III.
Asfahani,al-Raghib,Mu’jam Mufradat Alfadz Al-Qur’an,(Beirut:Dar al-Fikr,t,t.).
Charis Zubair, Ahmad, Kuliah Etika, (Jakarta: Rajawali Pers, 1990)cet II.
Nata, Abuddin, MA,,Dr.H, Aklak Tasawuf, JAKARTA, PT Raja Grafindo Jakarta, 2002